rodapost.com || Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Kota Manna dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak terkait dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kecamatan Kota Manna dengan dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari pemerintah, sektor kesehatan, dan lembaga keagamaan. Rabu, 20/11/2024.
Camat Kota Manna, Sulaiman Efendi, S.Sos, diwakili oleh Sekretaris Camat (Sekcam), Nelly Hustani, S.Sos, membuka kegiatan dengan menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani permasalahan stunting. Kepala Puskesmas Kota Manna diwakili oleh Helpan Marzoni, S.Kep, dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Manna diwakili oleh Suhaimi, M.HI, turut memberikan pandangan terkait peran masing-masing institusi dalam mendukung penurunan stunting.
Sekcam Nelly Hustani menyampaikan bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Kota Manna telah melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah penetapan lokus desa stunting untuk tahun 2024 serta pelaksanaan rencana aksi di tingkat kecamatan. Langkah-langkah ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta tindak lanjut dari rembuk stunting tingkat kabupaten.
“Pelaksanaan rembuk ini bertujuan menyepakati rencana kegiatan intervensi terintegrasi, menyusun program-program strategis, serta merumuskan intervensi gizi untuk mengatasi penyebab langsung maupun tidak langsung dari stunting,” ujar Nelly. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan menghasilkan komitmen bersama yang diwujudkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Helpan Marzoni, S.Kep, sebagai perwakilan dari Puskesmas Kota Manna, memaparkan pentingnya peran tenaga medis, kader Posyandu, dan pelaksana fungsi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. "Kami fokus pada sosialisasi pemenuhan gizi anak, perubahan pola asuh yang lebih baik, serta berbagai langkah preventif lainnya," jelas Helpan.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan penurunan angka stunting tidak hanya bergantung pada sektor kesehatan, tetapi juga pada kontribusi masyarakat dalam mendukung program-program yang telah disusun.
Kepala KUA Kota Manna, yang diwakili oleh Suhaimi, M.HI, menyoroti peran lembaga keagamaan dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan keluarga. “Pendekatan berbasis agama sangat efektif untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan gizi dan pola hidup sehat,” katanya.
Selama rembuk, para peserta juga membahas upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita. Sosialisasi tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi dan pola hidup bersih menjadi salah satu agenda utama.
Selain itu, kader Posyandu dan tenaga kesehatan diminta untuk lebih aktif dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat di desa-desa lokus stunting.
Meskipun berbagai langkah telah diambil, sejumlah tantangan masih dihadapi, seperti keterbatasan anggaran dan rendahnya kesadaran masyarakat. Namun, melalui komitmen bersama yang kuat, pemerintah Kecamatan Kota Manna optimis mampu menurunkan angka stunting secara signifikan.
“Kami berharap dengan adanya rembuk stunting ini, langkah-langkah konkret dapat segera diimplementasikan sehingga target penurunan stunting nasional dapat tercapai,” ujar Nelly Hustani.
Kegiatan rembuk stunting ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh peserta. Komitmen tersebut berisi rencana tindak lanjut berupa intervensi gizi spesifik dan sensitif, peningkatan layanan kesehatan, serta sosialisasi yang intensif kepada masyarakat.
Rembuk stunting di Kecamatan Kota Manna menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Dengan semangat kebersamaan, harapan untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting semakin dekat.(barry).
0 Reviews:
Posting Komentar