rodapost.com || Kelompok Peduli Sungai (KPS) Ayik Padang Guci melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pemasangan plang peringatan serta larangan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Guci serta mengedukasi bahaya aktivitas perusakan sungai seperti menyetrum dan menggunakan racun dalam menangkap ikan. Selasa, 19/11/2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Pengawas Air Padang Guci, Saleh; PPK Balai Sumatra 7 Provinsi Bengkulu, Midya Rahmadan, S.T; Kepala Dinas KPAL Kabupaten Kaur, Misralman, S.P; Ketua KPS Padang Guci, Asis Aswad; Kasubag Umum Kecamatan Padang Guci Hulu, Popi, S.E; Babinsa Sertu Nurhadi Kuncoro; serta tokoh masyarakat setempat, Wansidi, S.Pd.
Ketua KPS Padang Guci, Asis Aswad, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menjaga kelestarian sungai. “Sungai adalah sumber kehidupan. Jika kita merusaknya, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk generasi mendatang. Oleh karena itu, mari bersama-sama menjaga Ayik Padang Guci,” ujarnya.
Kegiatan ini dimulai dengan pembahasan mengenai tantangan yang dihadapi DAS Padang Guci. Pengawas Air Padang Guci, Saleh, menjelaskan bahwa ancaman terhadap ekosistem sungai semakin meningkat akibat aktivitas manusia. “Penyetruman ikan dan penggunaan racun tidak hanya merusak habitat ikan, tetapi juga membahayakan kualitas air yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Saleh.
Sementara itu, Midya Rahmadan, S.T., dari PPK Balai Sumatra 7 Provinsi Bengkulu, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat. “Kami siap mendukung setiap langkah yang diambil oleh KPS Padang Guci. Penting bagi kita untuk memperkuat regulasi dan melakukan edukasi agar masyarakat sadar akan dampak buruk perusakan ekosistem sungai,” ujarnya.
Sosialisasi ini juga menjadi ajang edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat ekosistem sungai yang sehat. Kepala Dinas KPAL Kabupaten Kaur, Misralman, S.P., menjelaskan bahwa kelestarian sungai berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. “Sungai yang terjaga akan menyediakan ikan dan air bersih secara berkelanjutan. Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa perilaku merusak akan merugikan diri sendiri,” katanya.
Setelah sesi sosialisasi, peserta kegiatan melakukan pemasangan plang peringatan dan larangan di sejumlah titik strategis di sekitar DAS Padang Guci. Plang ini berisi pesan-pesan seperti “Dilarang Menyetrum Ikan” dan “Jangan Gunakan Racun di Sungai”. Babinsa Sertu Nurhadi Kuncoro turut serta dalam pemasangan plang ini. Ia menegaskan bahwa TNI siap mendukung langkah-langkah pelestarian lingkungan.
Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat setempat. Wansidi, S.Pd., sebagai tokoh masyarakat, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif KPS. “Ini adalah langkah penting untuk menyadarkan masyarakat bahwa kelestarian sungai adalah tanggung jawab kita bersama. Kami siap membantu menyosialisasikan ini ke seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian DAS Padang Guci. Ketua KPS Padang Guci, Asis Aswad, berharap bahwa pemasangan plang ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat agar tidak melakukan aktivitas merusak di sungai.
KPS juga berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa di masa depan. “Kami akan terus bergerak, baik melalui sosialisasi, edukasi, maupun tindakan nyata lainnya. Kelestarian sungai adalah prioritas kami,” tegas Asis.
Pemerintah Kabupaten Kaur melalui Dinas KPAL mendukung penuh inisiatif ini. “Kami akan terus mendampingi KPS dalam menjaga DAS Padang Guci. Langkah ini sejalan dengan program lingkungan hidup yang dicanangkan pemerintah daerah,” ujar Misralman, S.P.
Kegiatan sosialisasi dan pemasangan plang larangan oleh KPS Ayik Padang Guci ini menjadi contoh nyata upaya pelestarian lingkungan. Dengan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, diharapkan DAS Padang Guci dapat tetap lestari dan memberikan manfaat bagi kehidupan.
Upaya ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. “Sungai adalah warisan bersama, mari kita jaga bersama,” tutup Asis Aswad.(evan).
0 Reviews:
Posting Komentar